Derby Indonesia akan berlangsung antara Persib Bandung kontra Persija Jakarta di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GLBA), pada lanjutan laga Gojek Traveloka Liga 1.
Pertandingan klasik itu sudah sangat dinanti banyak pihak, terutamanya oleh pecinta sepak bola Indonesia. Tapi, Anda jangan salah artikan laga Persib kontra Persija sebagai El Clasico Indonesia, karena El Clasico sesungguhnya ada ketika Persib berjumpa dengan PSMS Medan atau PSM Makassar.
Jadi, pertemuan Persija kontra Persib bukanlah El Clasico karena rivalitas yang sudah berlangsung bertahun-tahun atau sisi histori laiknya Barca ataupun Real Madrid. Bahkan ketika Persija masih bernama VIJ (Voetbalbond Indonesia Jacatra) dan Persib bernama PSIB di masa lalu, pertemuan dan pertarungan kedua tim cenderung biasa-biasa saja.
Kendati demikian, Derby Indonesia memang memiliki tingkat keseruan seperti halnya El Clasico yang sudah identik dengan perjumpaan Madrid dengan Barcelona di sepak bola era modern ini. Apa yang membuat pertemuan Persija dengan Persib jadi seseru ini?
Jakmania vs Bobotoh
Rivalitas Persija dengan Persib bukan terbentuk karena dorongan untuk mengejar prestasi yang sama, melainkan faktor non teknis dari perseteruan Jakmania (fans Persija) dan Bobotoh (fans Persib) di awal era 2000-an.
Mereka senantiasa mengintimidasi lawan: baik itu ketika Persija ke Bandung, atau Persib ke Jakarta. Tak jarang tindakkan mereka cenderung mengarah ke anarki dengan melempari bus tim dengan batu hingga pecah. Kendaraan tempur baracuda pun jadi opsi demi keamanan ofisial dan pemain tim saat akan bertanding.
Saking panasnya rivalitas kedua fans, banyak figur yang ingin mendamaikan keduanya meski hingga saat ini masih ada saja oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab, ketika penyerangan terjadi. Tak salah lagi, rivalitas kedua fans klub menambah esensi pertarungan Persib vs Persija.
Kontroversi Kepindahan Pemain Antar Dua Klub
Anda ingat insiden pelemparan kepala babi kepada Luis Figo? Ya, itu terjadi ketika ia memutuskan pergi dari Barcelona dan pindah ke Real Madrid. Sejak saat itu, siapa pun dan apapun alasannya, pemain yang pindah seperti Figo akan langsung dicap pengkhianat atau judas.
Di Indonesia tidak seekstrim itu karena perpindahan antar klub rival sudah jadi hal yang lumrah, tapi, tetap saja menambah panas persaingan kedua klub: dalam hal ini pemain yang pernah membela Persib dan Persija.
Pemain yang pernah membela Persib dan Persija sudah hadir sejak era Galatama dan Perserikatan di masa lalu. Kepindahan itu antara lain melibatkan Thio Him Tjiang, Yudi Guntara, Budiman, Andrian Mardiansyah, Alexander Pulalo, Imran Nahumarury, Lorenzo Cabanas, Charis Yulianto, Salim Alaydrus, hingga di era baru seperti Aliyudin, (Lord) Atep, Firman Utina, Tony Sucipto, dan M. Ilham.
Dari semuanya, saat ini hanya ada Atep dan Tony Sucipto yang tersisa di Persib Bandung. Perpindahan mereka sudah cukup disorot media, apalagi jika mereka mencetak gol ke mantan klub, heboh tentunya.
3. Gengsi Antar Kota
Sementara Bandung merupakan destinasi yang sering dituju banyak orang selain Indonesia. Tak ayal hal ini juga dirasakan para pemain Persib atau Persija saat bertanding, hingga kata 'kekalahan' tak pernah terpikir di benak mereka. (dl)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar